Empat
tahun belakangan Desember itu bulan yang aku tunggu.
Karena
Desember, penutupan akhir tahun selalu ada kamu, kemanapun dan apapun acara
itu.
Karena
Desember, bentar lagi januari, bulan nya kita.
Karena
Desember, kadang suka bikin sadar (dulu) kita sudah jalan sampai sejauh ini.
Karena
Desember, sudah mulai hujan. Dan kamu dulu selalu ada ketika aku mau kemanapun
dan siap nunggu kalau aku mulai rempong
dengan jas ujan, dkk
Karena
Desember juga yang bikin sadar mau sampai kapan kita ketemu dengan
status yang sama.
Sekarang,
Desember begitu terasa lamaaa.
Aku
harus menikmati Desember dengan kesendirianku,
Tanpa
kamu,
Aku
harus menikmati hujan sendirian,
Aku
harus rempong dengan jas hujan, dkk
sendirian,
Dan
aku nggak tahu, berapa kali Desember
aku harus melaluinya sendiri dengan status sekarang.
Dan
aku nggak tahu, mau sampe Desember
berapa kali aku masih selalu nunggu kamu.
Mungkin
buat orang lain, nunggu orang yang udah nyakitin kita itu adalah hal yang
bodoh, konyol, gak masuk akal, gila
Tapi
buat aku, nunggu kamu itu adalah sesuatu hal yang bikin aku bisa semakin kuat,
semakin sabar, semakin jadi pribadi yang baik.
Aku
nggak tahu, kenapa Allah bikin skenario
ini semua. bahkan sampai detik ini aku masih belum tahu, dimana baiknya skenario
Allah ini.
Tapi,
satu hal yang selalu jadi keyakinanku adalah “Allah nggak akan ngasih cobaan diluar kemampuan umatnya” dan “Semua akan
indah pada waktu-Nya”
Maafin
ines yang masih mimpiin kamu, maafin ines yang masih berharap sama kamu, maafin
ines yang detik ini masih sayang sama kamu, maafin ines yang sampai detik ini
masih selalu nunjukin yang terbaik buat kamu.
Maafin
ines yang masih berharap kamu adalah imamnya ines, maafin ines kalau ines masih
pengen kamu berubah lebih baik lagi.
Sampai
ketemu di “waktu” yang lebih baik, nyonyo!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar